Sistem Dalam Pengajaran Kecil Umur Dini
Pelajaran si kecil umur dini
membutuhkan metodologi yang berbeda dengan pelajaran pada umur lain. Pelajaran
pada si kecil umur dini memerlukan metodologi yang unik dan kreatif. Peran
seorang guru amat dibutuhkan dalam mengajar si kecil dan menggali potensi si
kecil ajar. Dari sini guru dalam pengajaran si kecil umur dini tak diperhatikan
cuma sebagai pengasuh dan pembimbing, akan melainkan guru disyaratkan memenuhi
standar pekerjaan guru. Jamal mengutip anggapan Rini Utami Aziz, pengajar
semestinya mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pelajaran, sehat fisik dan rohani, serta mempunyai kecakapan untuk menjadikan
tujuan pengajaran nasional.
Kwalitas pengajar amat
mempertimbangkan hasil pelajaran yang ditempuh. Kegagalan dan kesuksesan
pengajaran amat diberi pengaruh oleh mutu daya pendidik yang merajai materi,
metodologi pendidikan, dan skill yang profesional.
Adapun sistem-sistem yang bisa
dicapai dalam melakukan pengajaran si kecil umur dini berdasarkan Jamal dalam
bukunya Manajemen Strategis Pengajaran Kecil Umur Dini di antaranya:
a) Sistem global (Ganze method)
Sistem ini menyokong si kecil
membikin suatu ringkasan dengan kalimatnya sendiri. Seumpama, dikala membaca
buku, si kecil dipinta menyebutkan kembali dengan rangkaian katanya sendiri.
Sehingga, berita yang si kecil temukan dari hasil belajar sendiri akan bisa diresapi
lebih lama. Dengan demikian, si kecil akan terlatih berdaya upaya kreatif dan
berinisiatif.
b) Sistem tes (Experimental
method)
Sistem pelajaran ini menyokong si
kecil dan memberikan kans terhadap si kecil untuk melaksanakan tes sendiri.
Buah ini layak dengan hasil penelitian Maryam, staf pendidik di sekolah alam
Ciganjur, Jakarta Selatan, yang mengungkapkan bahwa terdapat tiga level yang
dijalankan si kecil untuk mempermudah masuknya berita, yakni mendengar, menulis
atau menggambar lalu memandang dan melajukan tes sendiri.
c) Sistem learning by doing
Berdasarkan Nazhori Author, sabda
Rasulullah yang berbunyi,”sholatlah kau seperti kau lihat saya shalat”
merupakan bukti bahwa cara kerja belajar mendidik telah berlangsung semenjak
zaman Rasulullah sebagai pondasi permulaan dalam pengajaran Islam. Sabda hal
yang demikian juga mengandung elemen pedagogis, di mana bahasa nonverbal yang
dipersembahkan Rasulullah hingga dikala ini masih menjadi bumbu penyedap dalam
melengkapi sistem pendidikan. Artinya, bahasa nonverbal membatasi peranan dalam
cara kerja belajar mendidik. Malahan, bahasa nonverbal banyak diaplikasikan
taman kanak-kanak atau golongan bermain (play groups) yang banyak mengadopsi
figur belajar kindergrten-nya Froebel dan figur belajar casa dei bambini-nya
Maria Montessori.
Dengan demikian sabda Rasulullah
berikut pandangannya kepada pengajaran adalah perluasan dari pandangannya
kepada dunia pengajaran, perihal kekerabatan manusia sebagai individu dan
makhluk Maha yang mempunyai fitrah suci untuk dioptimalkan.
d) Sistem home schooling group
Rumah adalah lingkungan terdekat
si kecil dan daerah belajar yang paling bagus buat si kecil. Di rumah, si kecil
dapat belajar serasi dengan kemauannya sendiri. Dia tak perlu duduk menunggu
hingga bel berbunyi, tak perlu semestinya berkompetisi dengan si kecil-si kecil
lain, tak perlu semestinya ketakutan menjawab salah di depan kelas, dan dapat
lantas menerima penghargaan atau pembenaran seandainya membikin kekeliruan. Di
sinilah peran ibu menjadi amat penting, sebab tugas utama ibu sesungguhnya
merupakan pengatur rumah tangga dan pengajar si kecil. Di dalam rumah, banyak
sekali rekomendasi-sarana yang bosa diterapkan untuk pelajaran si kecil. Kecil
bisa belajar banyak sekali konsep perihal benda, warna, format, dan sebagainya
sembari ibu memasak di dapur. Kecil juga bisa mengetahui ciptaan Allah lewat
beraneka jenis makhluk hidup yang ada di sekitar rumah, memperdengarkan ibu
membaca do’a-do’a, lantunan ayat-ayat al-Qur’an, dan cerita para nabi beserta temannya
dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan. Oleh karena itu, rumah adalah
lingkungan yang pas dalam menyelenggarakan pengajaran untuk si kecil umur dini.
Sistem home schooling groups ini
bisa diakses oleh segala lapisan masyarakat, sebab dalam progresnya bersifat
dinamis, bisa bervariasi layak dengan situasi sosial ekonomi orang tua. Dalam
progresnya home schooling groups ini mewajibkan adanya golongan-golongan
belajar dan bermain yang dapat diciptakan oleh sebagian orang tua (ibu) si
kecil itu sendiri. Buah hal yang demikian bertujuan untuk menanamkan konsep
sosialisasi pada si kecil, membangun solidaritas di kalangan ibu, di samping
bisa meringankan muatan ibu dan upaya membetulkan lingkungan masyarakat.
Kurikulum home schooling groups diinginkan bisa mencerminkan kesibukan untuk
membangun kecakapan kepribadian si kecil, kecakapan ilmu agama, dan
keterampilan ilmu pengetahuan (kognitif, bahasa, motorik kasar, motorik halus,
seni, kemandirian, dan sosial emosionil).
Keterlibatan orang tua (ibu)
dalam sistem ini amat dominan dan jarak tempuh si kecil ke golongan-golongan
home schooling bisa dicapai si kecil dengan berjalan kaki. Buah demikian
menghasilkan keunggulan dari home schooling. Peran ibu sebagai pengajar pertama
dan utama tak cuma dalam rangka mengajar si kecil-si kecilnya semata. Buah ini
desebabkan, si kecil-si kecilnya berinteraksi dengan si kecil orang lain di
lingkungannya. Kecil kita membutuahkan sahabat untuk belajar bersosialisasi dan
berlatih menjadi pemimpin.
Menjadi guru bagi si kecil-si
kecil umur dini, tidaklah berarti ibu mengajar si kecilnya secara individual,
tapi bisa dijalankan secara berkelompok dengan melibatkan para orang tua (ibu)
yang ada di sekitar lingkungannya menjadi team pendidik (guru). Metode golongan
belajar dalam format grup, kecuali menumbuhkan kebersamaan dan melatih si kecil
dalam bersosialisasi juga menyuburkan persaudaraan dan kedekatan di antara
orang tua sehingga mempermudah memberikan penyelesaian kepada keadaan
sulit-keadaan sulit yang timbul dari si kecil-si kecil hal yang demikian.
e) Sistem Glenn Doman
Sistem ini yakni, mengajari si
kecil bayi kita untuk membaca. Glan Domman menerapkan sistem ini terhadap si
kecil yang mengalami cedera otak, sehingga menghasilkan si kecil hal yang
demikian lebih telat dari si kecil-si kecil yang seusianya, bagus dalam hal
bicara, membaca maupun mengkaji.
Sistem Glenn Doman mengajak si
kecil belajar dalam suasana yang amat nyaman. Seolah-olah si si kecil diajak
bukan belajar, melainkan bermain dengan riang. Suasana inilah yang memunculkan
keingintahuan si kecil meningkat. Berdasarkan ini dikerjakan penuh beri orang
tua kepada si kecil. Malah, orang tua tak dibolehkan untuk menguji si si kecil.
Berdasarkan semestinya dihentikan dikala si si kecil nampak telah bosan.
Berdasarkan sistem Glenn Doman, orang tua dapat mengawali mengajari si kecilnya
belajar membaca semenjak bayi. Malahan, semenjak dia masih dalam kandungan,
orang tua telah dapat mengobrol padanya. Pelajaran semenjak dini akan melatih
indera penglihatannya.
Dari uraian di atas, terurai
fakta bahwa kian dini mengajari buah hati membaca, akan kian bagus.
Komentar
Posting Komentar